Oleh-oleh khas petungkriyono Wisata curug bajing kec petungkriyono kabupaten pekalongan 📲 082328620176
Selasa, 27 November 2018
Jumat, 23 November 2018
SITUS LINGGO YONI
Untuk mengunjunginya kita harus mengisi buku tamu dan meminta izin kepada juru kunci bernama bapak Ribut. dinamakan juru kunci karena beliau lah pemegang kuncinya, memang area situs ini selalu terkunci sejak dibangunnya pagar tembok pada tahun 2007 yang diprakasai oleh kapolres Petungkriyono saat itu bernama bapak Dewa Bagus Made Suharsa dengan maksud untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. bapak Ribut sendiri adalah juru kunci generasi ke tiga, ditunjuk menjadi juru kunci pada tahun 1992 menggantikan pamannya bapak Hasim, dimana sebelumnya dijabat kakek bapak Ribut yaitu bapak Wahid.
selepas berbincang, akhirnya kami memulai perjalanan untuk menuju situs. butuh waktu sekitar 10 menit dengan jarak kurang lebih 450 meter dari ujung barat daya desa. perjalanan yang agak melelahkan menyusuri sawah, menyebrang sungai, terbayar sudah saat sampai di lokasi situs dengan pemandangan perbukitan juga persawahan yang menghampa
dapat identifikasi bahwa situs benarlah sebuah Lingga-Yoni yang sangat cantik. terdapat naga melingkari Yoni dengan ukiran yang masih nampak baik. adapun ciri fisik Yoni ini memiliki tinggi bersama badan naga yaitu 92 cm, lebar panjang Yoni 76x76 cm, ukuran Lingga yang nampak berukir mahkota dari bagian atas Yoni setinggi 50 cm. adapun dua benda yang mirip Lingga kecil di atasnya, mungkin saja dari tempat lain yang ditaruh di sini, tinggi dua "Lingga kecil" ini 21cm. adapun panjang cerat Yoni sekitar 40 cm.
dari laporan arkeologi tahun 1977 di bawah naga ada lapik berbentuk kura-kura, akan tetapi kami tidak menemukannya saat itu. mulut naga dibuat dengan mulut menganga lidah menjulur dengan empat gigi taring, memiliki tanduk, memakai hiasan berupa kundala (anting-anting), kelat pada bagian leher, bersisik bak daun simbar, dan bentuk serupa segitiga antefik pada badan naga. dari ke empat gigi taring naga nampak patah satu, pak ribut menceritakan bahwa itu dipatahkan oleh anak penggembala pada tahun lampau, yang konon langsung membuat si anak itu meninggal dunia.
posisi Lingga-Yoni menghadap ke barat, di lubang cerat terukir seperti sepasang sayap. terdapat pula 2 arca Ganesha besar dan kecil masing-masing memiliki tinggi 52 cm dan 36 cm dengan kondisi yang sangat aus, hanya dapat dikenali samar-samar dengan posisi duduk bersila (wirasana). dibawah situs terdapat susunan batu yang memiliki luasan 3,8 meter x 4,63 meter.
entah berkaitan atau tidak, di desa Tlogopakis pada tahun 1952 pernah ditemukan sebuah prasasti berbentuk genta bertarikh 827 Caka / 905 Masehi, adapun isi dan penjabarannya menurut Profesor Boechari adalah tentang bentuk persembahan Rakryan I Wungkaltihang bernama Pu Wirakrama kepada Bhatara Sang Lumah I Rban. adanya kata Rban/Rabwan diduga bahwa di situ ada tempat tinggi/ziarah/tempat suci. adapun kata Bhatara adalah merujuk pada seorang bijak yang telah meninggal lalu arwahnya dilungguhkan di suatu tempat pemujaan, Prof Boechari menduga bahwa sang bijak itu adalah Raja yang meninggal tidak lama dari genta itu dibuat, yaitu Raja Rakai Wungkalhumalang Dyah Jbang.
situs Lingga-Yoni Nogopertolo terletak di antara 2 sungai, 100 meter di sebelah selatan ada sungai Planangan, 500 meter di sebelah utara ada sungai Pakis. di kelilingi pula perbukitan dari sebelah barat bukit Pronggo, bukit Perbuta, bukit Beser, bukit Bajing, bukit Semego dan gunung Rogojembangan.mengenai filosofi penamaan sebagai Nogopertolo, bapak Ribut menceritakan bahwa kata Pertolo berasal dari kata "mentolo" artinya jelas/pasti, secara keseluruhan bermakna "bahwa itu benar-benar naga". pada zaman dahulu, Naga dipercaya sebagai penyangga bumi, hal itu termaktub dalam dunia pewayangan dikenal sebagai Naga Anantaboga.
menuju perjalanan pulang bapak Ribut menunjukan jarinya ke rimbunnya tanaman padi di luar areal situs, dia memberi tahu bahwa di sana ada semacam punden bernama Watu Bucu. rasa penasaran kami harus tertahan, setelah menerima kenyataan bahwa untuk menengok Watu Bucu tidak ada akses jalannya selain menginjak sawah orang. okelah kapan-kapan bila ada kesempatan pasti kami tengok, dari pada ada petani yang mengepalkan tangan.
selepas berbincang, akhirnya kami memulai perjalanan untuk menuju situs. butuh waktu sekitar 10 menit dengan jarak kurang lebih 450 meter dari ujung barat daya desa. perjalanan yang agak melelahkan menyusuri sawah, menyebrang sungai, terbayar sudah saat sampai di lokasi situs dengan pemandangan perbukitan juga persawahan yang menghampa
dapat identifikasi bahwa situs benarlah sebuah Lingga-Yoni yang sangat cantik. terdapat naga melingkari Yoni dengan ukiran yang masih nampak baik. adapun ciri fisik Yoni ini memiliki tinggi bersama badan naga yaitu 92 cm, lebar panjang Yoni 76x76 cm, ukuran Lingga yang nampak berukir mahkota dari bagian atas Yoni setinggi 50 cm. adapun dua benda yang mirip Lingga kecil di atasnya, mungkin saja dari tempat lain yang ditaruh di sini, tinggi dua "Lingga kecil" ini 21cm. adapun panjang cerat Yoni sekitar 40 cm.
dari laporan arkeologi tahun 1977 di bawah naga ada lapik berbentuk kura-kura, akan tetapi kami tidak menemukannya saat itu. mulut naga dibuat dengan mulut menganga lidah menjulur dengan empat gigi taring, memiliki tanduk, memakai hiasan berupa kundala (anting-anting), kelat pada bagian leher, bersisik bak daun simbar, dan bentuk serupa segitiga antefik pada badan naga. dari ke empat gigi taring naga nampak patah satu, pak ribut menceritakan bahwa itu dipatahkan oleh anak penggembala pada tahun lampau, yang konon langsung membuat si anak itu meninggal dunia.
posisi Lingga-Yoni menghadap ke barat, di lubang cerat terukir seperti sepasang sayap. terdapat pula 2 arca Ganesha besar dan kecil masing-masing memiliki tinggi 52 cm dan 36 cm dengan kondisi yang sangat aus, hanya dapat dikenali samar-samar dengan posisi duduk bersila (wirasana). dibawah situs terdapat susunan batu yang memiliki luasan 3,8 meter x 4,63 meter.
entah berkaitan atau tidak, di desa Tlogopakis pada tahun 1952 pernah ditemukan sebuah prasasti berbentuk genta bertarikh 827 Caka / 905 Masehi, adapun isi dan penjabarannya menurut Profesor Boechari adalah tentang bentuk persembahan Rakryan I Wungkaltihang bernama Pu Wirakrama kepada Bhatara Sang Lumah I Rban. adanya kata Rban/Rabwan diduga bahwa di situ ada tempat tinggi/ziarah/tempat suci. adapun kata Bhatara adalah merujuk pada seorang bijak yang telah meninggal lalu arwahnya dilungguhkan di suatu tempat pemujaan, Prof Boechari menduga bahwa sang bijak itu adalah Raja yang meninggal tidak lama dari genta itu dibuat, yaitu Raja Rakai Wungkalhumalang Dyah Jbang.
situs Lingga-Yoni Nogopertolo terletak di antara 2 sungai, 100 meter di sebelah selatan ada sungai Planangan, 500 meter di sebelah utara ada sungai Pakis. di kelilingi pula perbukitan dari sebelah barat bukit Pronggo, bukit Perbuta, bukit Beser, bukit Bajing, bukit Semego dan gunung Rogojembangan.mengenai filosofi penamaan sebagai Nogopertolo, bapak Ribut menceritakan bahwa kata Pertolo berasal dari kata "mentolo" artinya jelas/pasti, secara keseluruhan bermakna "bahwa itu benar-benar naga". pada zaman dahulu, Naga dipercaya sebagai penyangga bumi, hal itu termaktub dalam dunia pewayangan dikenal sebagai Naga Anantaboga.
menuju perjalanan pulang bapak Ribut menunjukan jarinya ke rimbunnya tanaman padi di luar areal situs, dia memberi tahu bahwa di sana ada semacam punden bernama Watu Bucu. rasa penasaran kami harus tertahan, setelah menerima kenyataan bahwa untuk menengok Watu Bucu tidak ada akses jalannya selain menginjak sawah orang. okelah kapan-kapan bila ada kesempatan pasti kami tengok, dari pada ada petani yang mengepalkan tangan.
KOPI PETUNG
Owa Jawa (Hylobates moloch) adalah jenis
kera kecil yang hanya ada di Jawa. Lengkingan suaranya kerap terdengar di pagi
hari, mempunyai jelajah yang tetap, dan kesukaannya memakan buah-buahan hutan.
Hidupnya berkelompok kecil (2-7 individu), dan tergolong satwa paling setia (monogamy)
karena ia hanya hidup dengan pasangannya. Bahkan, jika pasangannya mati seekor
Owa rela hidup menyendiri sepanjang hayat. Satwa ini termasuk hewan yang
dilindungi, karena saat ini persebarannya terbatas akibat fragmentasi habitat,
degradasi hutan, juga pemburu. Kini, Lembaga konservasi dunia (UNC) menetapkan
hewan ini dalam kategori hewan yang terancam punah. Karena itu, dilakukan
penanganan Rehabilitasi Hutan Lahan (RHL) dan penanaman pohon dengan Kebun
Bibit Rakyat (KBR) untuk menjaga habitatnya.
Lalu, mengapa kopi ini disebut kopi Owa Jawa? Inilah sisi
menariknya, yakni kopi dan kelestarian Owa Jawa. Bukan seperti kopi luwak, yang
proses pembuatannya tak lepas dari peran hewan luwak sebagai perantara. Di
hutan Soko Kembang, praktik budidaya kopi yang sebenarnya telah banyak
berpengaruh terhadap masa depan kelestarian Owa Jawa dan secara langsung
mengangkat perekonomian masyarakat sekitar hutan.
Di sini keterkaitan antara kopi, kelestarian Owa Jawa serta
ekonomi kreatif benar-benar dapat saya pahami. Siklusnya seperti simbiosis
mutualisme (sama-sama menguntungkan). Tanaman-tanaman kopi tumbuh liar di
hutan, di bawah naungan pohon-pohon alami yang dihuni oleh satwa-satwa endemik
Jawa seperti Owa Jawa. Lalu, kopi ini diproses secara tradisional oleh
masyarakat sekitar hutan di Dusun Soko Kembang, yang tetap mempertahankan
pohon-pohon alami sebagai konsekuensi penting bagi konservasi habitat Owa Jawa
dan satwa-satwa endemik lainnya.
FASILITAS WISATA CURUG BAJING
Curug Bajing dilengkapi fasilitas penunjang wisata seperti
ü toilet
ü mushola
ü tempat sampah
ü tempat parker
ü aula
ü warung
kopi & makanan
PAKET WISATA PETUNGKRIYONO
PAKET WISATA MURAH PETUNGKRIYONO
Paket 1 Day
IDR 100 K
Min 15 Pak
Fasilitas
1. Transportasi (Anggun Paris) start Doro PP
2. Tiket Wisata Curug Bajing, Welo Asri
3. Makan Siang 1 X
4. Air mineral
Paket 1 Day
IDR 100 K
Min 15 Pak
Fasilitas
1. Transportasi (Anggun Paris) start Doro PP
2. Tiket Wisata Curug Bajing, Welo Asri
3. Makan Siang 1 X
4. Air mineral
5. Oleh - oleh
6. Dokumentasi
7. Local Guide
6. Dokumentasi
7. Local Guide
FESTIVAL ROGOJEMBANGAN
Diselenggarakan pada :
Hari/ Tanggal : Jumat – Minggu, 28 – 30 September 2018
Tempat : Petungkriyono Kabupaten Pekalongan
Acara :
- Panggung Seni Budaya
- Pameran Produk Unggulan
- Insta Camp
- Akustik Alas
- Eksplore Petungkriyono
- Resik Gunung
- Pasar Rakyat
- Prosesi Banyu Tuk Sanga
- 1000 Kopi 1000 Cimplung
- Kirab Gunungan
Hari/ Tanggal : Jumat – Minggu, 28 – 30 September 2018
Tempat : Petungkriyono Kabupaten Pekalongan
Acara :
- Panggung Seni Budaya
- Pameran Produk Unggulan
- Insta Camp
- Akustik Alas
- Eksplore Petungkriyono
- Resik Gunung
- Pasar Rakyat
- Prosesi Banyu Tuk Sanga
- 1000 Kopi 1000 Cimplung
- Kirab Gunungan
SEJARAH PETUNGKRIYONO
SEJARAH
SINGKAT PETUNGKRIYONO
a. Toponimi Petungkriono
Toponimi yaitu nama-nama tempat dimuka bumi yang
berasosiasi dengan peristiwa sejarah masa lampau. Untuk mengetahui Toponimi
biasanya dilakukan dengan pendekatan ilmu etimologi yaitu ilmu tentang asal-usul
arti kata, begitu halnya dengan Petungkriono yang berada di Kabupaten
Pekalongan bisa kita lakukan pengkajian lewat ilmu etimologi.
Menurut Etimologi, Petungkriono terdiri dari kata
Petung dan Kriono. Petung dari kata Betung dalam bahasa Mealyu Kuno yang
artinya rumpun bambu. Nama Betung pada masa pemerintahan Mataram Kuno sering
dipakai sebagai nama orang atau nama sungai, sedangkan nama Kriono asal dari
kata Rakyana (karayan) nama suatu jabatan kepala pemerintahan wilayah Sima.
Sebutan Rakyan berasal dari kata Rakai.
Dengan demikian berdasarkan kajian diatas, dapat
kita tarik kesimpulan bahwa Petungkriono dapat diartikan sebagai nama Rakyan
Betung, Dengan melihat fakta lapangan bahwa peninggalan-peninggalan di
Petungkriono terdapat beberapa fragmen candi dan arca serta lingga, hal itu
menunjukkan bahwa Petungkriono dahulunya merupakan suatu pusat pemerintahan
tingkat Sima atau Swatanta,menurut pola MataramKuno.
b. Potensi Alam dan Budaya
Petungkriono terletak ditengah-tengah jalur wisata
alam dan budaya dari Jogja-Borobudur-Magelang–Wonosobo-Banjarnegara-Pekalongan
dan Jakarta dan merupakan letak strategis jalur wisata pantura dari
Surabaya-Semarang-Pekalongan-Jakarta.
Dengan letaknya yang strategis itu ternyata juga,
Petungkriono merupakan salah satu bagian dari kawasan Dieng yang kaya dengan
potensi alam dan Wisata Budaya .Selain kawasan hutan yang masih luas (kurang
lebih 6000 Ha),habitat bagi kehidupan satwa endemik dilindungi disana seperti
elang jawa, owa,surili,macan tutul dan macam kumbang.Hal menarik lain adalah
apabila dilihat secaa bioregion kawasan Petungkriono juga memiliki posisi
penting sebagai cathment area (daerah tangkapan air) dengan sungai Kupang dan
sungai Sengkarang yang menjadi sumber kehidupan bagi daerah-daerah dibawahnya yaitu
Kabupaten Pekalongan sendiri, Kota Pekalongan, Batang dan Banjarnegara.
Apabila dilihat dari Situs Budaya. Petungkriono juga
memiliki nilai histories/kesejarahn yang cukup penting di Jawa. Yaitu berupa
peninggalan sejarah dari masa kerajaan Mataram Hindu (abad VII sampai abad IX
M) seperti Situs Nogopertolo, (lingga-Yoni), Situs Gedong, situs candi,dan
beberapa peninggalan sejarah dari masa kerajaan Islam (petilasan Kyai Bagus
(didusun Kambangan desa Tlogopakis dan Kyai Wendran didusun Dranan desa Yosorejo.
Nilai-nilai dan kesenian lokal yang masih
dipertahankan di Petungkriono seperti Nyadran Tlogo, Nyadran Bumi, Kesenian
ronggeng, kuntulan, jaran embig (kuda kepang), tradisi gedig ( berburu babi
hutan).
c. Peninggalan Benda Cagar Budaya (BCB) di Petungkriono
Adapun peninggalan-peningan situs-situs di
Petungkriono adalah sebagai berikut;
a. Situs Linggo Yoni
Situs ini berlokasi di dusun kambangan desa
Tlogopakais, Sudah diadakan kegiatan antara lain; pendataan penyelamatan Tahun
1990/1991, pendataan Benda Cagar Budaya (BCB) Tahun 1993/1994 dan pengadaan
juru pelihara Tahun 1982/1983.
Pada lokasi situs itu terdapat satu buah lingo yoni,
dan 2 (dua) buah arca.
b. Situs Linggo Yoni (Naga Pertala)
Situs ini berlokasi didusun Tlogopakis desa
Tlogopakis. Ditemukan sekitar abad ke IV-IX SM.
Pada lokasi situs terdapat hiasan Ular Naga dibawah
cerat Yoni, tubuh naga melingkar dibawah badan Yoni, naga memakai anting-anting
kalung (kluntingan), lidah menjulur keluar daengan hiasan daun, terdapat dua
buah lingo semu diatas cerat yang berada dikomplek situs lingo yoni.
c. Situs Arca Ganesha
Situs ini berlokasi di desa Tlogopakis,.terdapat
warna abu kehitam-hitaman pad situs ini, dan terletak berada pada situs lingo
yoni.
d. Y o n i
Lokasi situs ini berada didusun Tlogopaskis desa
Tlogopakis. Kondisi sekarang Situs ini dalam keadaan ambruk ditengah sawah yang
dulu diperoleh lewat cara hasil ekskavasi/survey.
e. 2 Lumpung
Lokasi situs ini berada didusun Kambangan desa
Tlogopakis, di Situs ini terdapat warna abu-abu kehitam-hitaman yang menurut
keterangan, kedua lumpung batu ini berada pada situs Gedong yang merupakan
hasil ekskavasi/survey.
d. Petungkriono Masa Syailendra ( abad ke-VII-IX M )
Keturunan Dapuntra Syailendra yaiatu Sanjaya
penganut agama hindu adalah merupakan cikal bakal dari mataram kuno yang
mendirikan pusat kerajaan di Pekalongan pada pertengahan abad ke-7, terletak di
Limpung Kabupaten Batang dibuktikan dengan adanya prasasti Sojomerto.Diduga
lokasi kerajaan Sanjaya dahulunya terletak diantara Limpung dengan pantai utara
sebelah timur kota Batang yang dulu sebelum Batang menjadi Kabupaten merupakan
wilayah Pekalongan. Kemudian pusat kerajaan Sanjaya bergeser keselatan
disebelah selatan pegunungan Dieng, yaitu Kedu Selatan sebagai sebagai bukti
ditemukannya Prasasti canggal pada tahun 732 M di Desa Kadilluwih Kecamatan
Salam Kabupaten Magelang. Lokasi ini berbatasan dengan wilayah Sleman Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY).
Diwilayah Kabupaten Pekalongan hanya ditemukan
sebuah prasasti Rabwan yang ditemukan di Petungkriono bentuknya genta perungu .
Genta ini dipahati tulisan jawa kuno, tepatnya di Desa Tlogo pakis ditemukan
pada tahun 1952 yang wujudnya berupa genta perungu. Sekarang artepak ini ini
disimpan di Musium Jakarta. Isinya menyebutkan bahwa Rakyan I Wungkaltihang
bernama Pu Wirakrama mempersembahkan sebuah genta perungu kepada Bhatara Sang
Lumah I Rban pada tahun 905M.
e. Petungkriono Pusat Pemerintahan Pekalongan Hindu
Kuno
Struktur Pemerintahan masa kerajaan Mataram kuno
Syailendra adalah Pusat Pemerintahannya berada di Ratu Boko dan Dieng.
Sedangkan kerakaian Pekalongan pada saat itu tidak langsung dibawah kekuasaan
kerajaan, akan tetapi dibawah pemerintahan para Rakai yang bertempat diparakan
Temanggung. Pekalongan pada waktu itu dipimpin oleh Rakai Rakyan Betung dengan
pusat pemerintahannya di Petungkriono.
Sebagai pusat pemerintahan, Petungkriono membawahi
wilayah perdikan, Desa (Wana) dan Sima. Desa-desa atau Wana dan Sima itu adalah
nama sekarang merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Pekalongan seperti
Wonopringgo, Wonokerto. Dahulunya adalah nama-nama desa yang kepala desanya
disebut Phatani
Kamis, 22 November 2018
ANGGUN PARIS
Transportasi
Wisata Petungkriyono Pekalongan
Apa itu Anggun Paris ?
Sedikit akan saya jabarkan mengenai Anggun Paris.
Anggun Paris ialah mobil bak terbuka atau bahasa internationalnya pick up yang
sudah dimodifikasi sedemikian rupa. Bagi masyarakat sekitar mobil ini punya
sebutan keren dengan nama "DOPLAK". Sebutan Doplak yang digunakan
masyarakat Pekalongan untuk menyebut mobil dengan bak terbuka, biasanya
digunakan untuk mengangkut sayuran yang berasal atau menuju dari pedalaman
pegunungan ke perkotaan. Akan tetapi tak jarang pula Doplak ini digunakan untuk
mengangkut orang yang hendak berpergian dengan jarak tempuh cukup jauh,
biasanya ramai-ramai sebagai rombongan berjumlah mencapai 30 orang per mobil.
Wisata Petungkriyono Pekalongan
Mobil Anggun Paris di Terminal Doro bersiap menuju Petungkriyono
|
Bentuk dari mobil Anggun Paris tak jauk berbeda
dengan jenis mobil bak terbuka pada umumnya, Biasanya berupa mobil L300
pabrikan tiga berlian. Yang membedakan ialah dibagian bak nya. Dibagian bak
sudah dimodifikasi dengan ditambahi tempat duduk untuk penumpang, ada yang
menyamping ada pula yang memanjang kebelakang. Pada pinggirannya sudah diberi
tambahan pagar (ini juga untuk safety penumpang dan barang). Kemudian pada
bagian atas bak diberi penutup atau kanopi agar penumpang tidak kepanasan
terkena terik matahari, bila hujan akan ditambahi terpal.
Dengan begini mobil yang semula digunakan untuk
memuat sayur atau penduduk desa yang hilir mudik, kini diberi tambahan fungsi
sebagai mobil untuk mengangkut wisatawan yang ingin pergi berwisata di
petungkriyono.
lho kok Mobil Sayur untuk mengangkut orang? Amankah
itu? Legal kah itu?
Tenang guys, kerisauan kawan-kawan akan saya bahas
pada uraian diberikutnya tentang Doplak Anggun Paris ini.
Yang Pertama, Kenapa Mobil Doplak untuk Sayur
digunakan untuk mengangkut Orang ?
Memang bagi sebagian orang yang hidup di perkotaan
fenomena ini sangat tidak lazim karena mereka biasa melihat angkutan barang
untuk barang, sedangkan manusia atau orang diangkut menggunakan Bus atau
kereta. Betul jika diperkotaan memang demikian, namun kita harus tengok kondisi
geografis dan ketersediaan infrastruktur di pedesaan yang notabene masih belum
ada transportasi umum yang masuk. Kita sebut saja pedesaan tersebut adalah
Petungkriyono karena memang konsen dari tulisan Doplak Anggun Paris ini
berkaitan dengan Petungkriyono. Disana jelas kondisi geografisnya berupa
pegunungan dengan lereng dan lembah yang berkelok-kelok. Mayoritas pekerjaan
mereka adalah bertani di sawah maupun menggarap sayuran.
Mobil pribadi pun disana jarang ada yang punya, jika
punya pun itu adalah mobil pick up untuk mengangkut sayur-sayurnya untuk dijual
di pasar di kota. Sehingga alat transportasi yang bisa dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat adalah mobil pick up tersbut. Masyarakat setempat
menggunakannya jika memang ada keperluan diperkotaan semisal belanja bahan
kebutuhan, plesir, dan silahturahmi dengan saudara di kota. Menurut penuturan
warga setempat, Khusus untuk plesir, menjenguk orang sakit yang dirawat di
Rumah sakit kota bagi mereka juga
termasuk plesir, jadi tidak harus ke Mall yang ada di Kota Pekalongan maupun
melihat pantai-pantainya, cukup pergi berbondong-bondong menjenguk orang sakit
juga sudah luar biasa.
Atas kondisi dan keadaan inilah yang
"memaksa" orang-orang pedesaan menggunakan mobil sayur untuk
dijadikan moda transportasi massal mereka. Dengan begini, maka sejalan dengan
promosi Wisata Alam di Petungkriyono, Bupati Pekalongan memprakarsai untuk
dibentuknya Anggun Paris sebagai transportasi untuk wisatawan kesana.
Kedua, Apakah Aman Mobil Sayur ini digunakan
mengangkut Orang ?
Faktor aman atau tidaknya Mobil Doplak Sayur ini di
pengaruhi oleh beberapa hal, semisal :
1. Kondisi infrastruktur jalan yang ada
jika kondisi jalan di pegunungan Petungkriyono ini
dibuat sudah baik, bagus dan mulus, rambu-rambu sudah terpasang dengan lengkap,
maka sudah memenuhi standar kelayakan dan keselamatan bersama. Jika jalannya
yang sudah berkelok-kelok ditambah kondisi fisik jalan yang rusak banyak lubang
sana-sini akhirnya dapat membahayakan pengendara.
2. Kondisi Mobil Doplak
Jika kondisi fisik jalannya dengan infrastruktur
yang baik, maka selanjutnya adalah kondisi dari mobil yang digunakan harus juga
dalam kondisi baik. Disini peran yang empunya mobil harus ekstra rajin mengecek
mobilnya, mulai dari kondisi Ban, Rem, Kopling, Lighting, Bak penumpang, dll.
karena jika hal ini tidak diperhatikan maka akan memperbesar resiko kecelakaan
ditengah perjalanan mengingat jalur yang dilewati sangat jauh, naik-turun bukit
yang berkelok.
3. Kondisi Driver Mobil
Kemudian jika kondisi jalan yang sudah bagus,
kondisi mobil yang baik juga harus dilengkapi dengan kondisi Driver atau supir
yang fit pula. Faktor kebugaran dari seorang supir memegang peran yang sangat
penting meskipun ia memiliki jam terbang yangtinggi tetapi faktor ini tidak
bisa diabaikan karena ketika sang supir hendak memacu mobilnya melintasi
jalanan hutan petungkriyono dibutuhkan konsentrasi yang tinggi.
4. Jumlah Penumpang
Faktor inilah sering kali diabaikan oleh supir mobil
doplak, mereka biasanya akan mengangkut sebanyak-banyaknya penumpang. Hal ini
mengingat jumlah animo orang yang hendak ikut tidak sebanding dengan jumlah
mobil yang ada. Maka yang terjadi adalah satu mobil bisa diisi sampai 30 orang
lebih. Khusus Mobil Anggun Paris Petungkriyono, pemilik sudah memodifikasi agar
nyaman untuk penumpang yang naik hanya boleh diisi dengan jumlah penumpang 15
orang saja. Disamping semua penumpang bisa nyaman selama perjalanan juga agar
mobil tidak kelebihan beban yang dapat membahayakan.
Itulah beberapa faktor yang viral mengenai aman atau
tidaknya sebuah mobil doplak sayur dijadikan transportasi pedesaan atau
periwisata ke Petungkriyono.
Kembali ke pokok pembahasan yang Ketiga, Apakah
Transportasi Doplak Anggun Paris itu Legal digunakan ?
Wisata Petungkriyono Pekalongan
Anggun Paris full dengan penumpangnya
Mengenai legal atau
tidaknya Mobil Anggun Paris yang digunakan untuk transportasi wisatawan
petungkriyono ini saya belum mendapatkan informasi. Kalau kita melihat di kota,
Polantas memang melarang mobil bak terbuka untuk mengangkut orang. Namun kita
lihat, kita kembali mencermati faktor geografis dan kondisi di pedesaan.
Sementara ini transportasinya yang ada dan bisa dijangkau cuma itu. Kita lihat
untuk hukum dari Anggun Paris, dari pihak Pemda Kabupaten Pekalongan sudah
mengamini jika Mobil Doplak Anggun Paris ini menjadi mobil transportasi wisata
yang melayani rute Doro-Petungkriyono. Mau dibilang melanggar tapi tidak ada
solusi lain yang ada. Mau bilang tidak resmi tetapi sudah di amini pemda dalam
hal ini Bupati Pekalongan. Mau bilang apalagi tetapi tidak ada pilihan lain.
Jadi masalah Legalitas mobil ini tidak perlu diungkit-ungkit, rasanya tabu jika
hal ini dipermasalahkan mengingat lebih banyaknya manfaat yang didapat daripada
keburukan yang ada
Kesimpulannya adalah Mobil Doplak yang biasa untuk
muat sayur tapi digunakan untuk memuat manusia itu wajar bila di pedesaan.
Faktor keamanan dan keselamatan kita kembalikan kepada putusan takdir yang Maha
Kuasa dengan kita berikhtiar meminimalisir faktor-faktor yang dapat
mendatangkan bahaya. Masalah hukum atau sebagainya bisa kita
"kesampingkan" dahulu mengingat tidak ada pilihan lain dan juga
manfaat yang besar yang didapat oleh penduduk desa.
Jadi kita tidak perlu membuang energi mendebatkan
mobil ini tidak standar, tidak baik untuk mengangkut orang bla..bla..bla dan
lain sebagainya. Jika suatu nanti kondisi berubah jadi lebih baik dan lebih
maju, dari segi ekonomi atau infrastruktur penunjang, pasti transportasi doplak
ini akan tergeser tergantikan seiring memadai dan terjangkaunya transportasi
umum seperti angkot maupun bus. Kita nikmati saja Doplak Anggun Paris ini
selagi ada, nyatanya keseruan dan kebersamaan akan kita dapatkan tatkala
menaiki doplak bersama teman-teman. Itulah kesan dan pengalaman yang saya dapat
dari ikut naik Doplak Anggun Paris.Saya benar-benar menikmati perjalanan dengan
suguhan alam yang indah dan teman-teman yang lain pun enjoy tanpa rasa khawatir
naik transportasi khas pedesaan ini.
Fungsinya.dan tujuan pariwisata
fungsi
memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan
intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan
perjalananb. meningkatkan pendpatan negara untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat
Tujuan:
a. meningkatkan pertumbuhan
ekonomi
b. meningkatkan kesejahteraan
rakyat
c. menghapus kemiskinan
d. mengatasi pengangguran
e. melestarikan alam,
lingkungan , dan sumber daya
f. memajukan kebudayaan
g. mengangkat citra bangsa
h. memupuk rasa cinta tanah
air
i. memperkuat
jati diri dan kesatuan bangsa
j. mempererat
pershabatan antarbangsa
PENGERTIAN PARIWISATA
Pengertiaan
Pariwisataa.
a. Wisata Kegiatan perjalanan
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat
tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari
keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka wakktu sementara.
b. Wisatawan Orang yang
melakukan wisata
c. PariwisataBerbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.
d. KepariwisataanKeseluruhan
kegiatan yang terkai t dengan pariwisata dan bersifat multidimensi
serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara
serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,
pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha
e. Daya Tarik WisataSegala
sesuatu yang memiliki keunikan, keindhan dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
f. Daerah Tujuan
Pariwisata Destinasi PariwisataKawasan geografis yang berada dalam satu
atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata,
fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas serta masyarakat yang
saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
g. Usaha
Pariwisata Usaha yang menyediakan barang dan atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata
h. Pengusaha PariwisataOrang
atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata
i. Industri
PariwisataKumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dlam rangka
menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan dlam penyelenggaraan pariwisata.
j. Kawasan
Strategis PariwisataKawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki
potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting
dalam satu atau lebih aspek seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan
budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta
perthanan dan keamanan.
Langganan:
Postingan (Atom)
petung tril run

-
PAKET WISATA MURAH PETUNGKRIYONO Paket 1 Day IDR 100 K Min 15 Pak Fasilitas 1. Transportasi (Anggun Paris) start Doro PP 2. Tiket Wisata...
-
Curug Bajing dilengkapi fasilitas penunjang wisata seperti ü toilet ü mushola ü tempat sampah ü tempat parker ü aula ...